Minggu, 27 Maret 2011

Model Kader Minat Baca (Kamiba)

KADER MINAT BACA (KAMIBA)

A. Siapa Itu Kader Minat Baca (Kamiba)

Kader Minat Baca (Kamiba) memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya penumbuhan minat baca masyarakat. Setidaknya terdapat tiga peran utama yang harus dilakukan seorang Kamiba dalam penumbuhan minat baca masyarakat, yaitu: Pertama, Kamiba sebagai perencana penumbuhan minat baca masyarakat, artinya seorang Kamiba harus mampu membuat perencanaan dan persiapan sebelum melakukan kegiatan penumbuhan minat baca masyarakat. Kamiba harus mampu memilih dan mengembangkan bahan bacaan berdasarkan kebutuhan anggota komunitas bacanya. Kedua, Kamiba sebagai pengelola penumbuhan minat baca masyarakat, artinya seorang Kamiba harus menciptakan situasi gemar membaca yang memungkinkan tercapainya tujuan penumbuhan minat baca masyarakat yang telah ditentukan. Dan ketiga, Kamiba sebagai penilai penumbuhan minat baca masyarakat, artinya seorang Kamiba harus mampu melakukan kegiatan penilaian, untuk mengetahui apakah anggota komunitas baca mencapai hasil membaca seperti yang diharapkan. Ketiga peran Kamiba tersebut harus dijadikan bahan pertimbangan dalam usaha pengembangan dan peningkatan mutu penumbuhan minat baca masyarakat.

Peran Kamiba yang strategis di atas semestinya menjadi prioritas program penumbuhan minat baca masyarakat yang bermutu. Memang benar bahwa upaya lain, seperti: penyediaan bahan bacaan melalui TBM, perbaikan prasarana dan sarana, perlengkapan penumbuhan minat baca masyarakat atau manajemen TBM juga sangat penting. Namun prioritas utama dalam penumbuhan minat baca masyarakat harus diawali dengan kualitas dan kompetensi Kamiba yang profesional. Kamiba yang profesional adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam kegiatan penumbuhan minat baca masyarakat. Kemampuan profesional tersebut ditunjukkan oleh penguasaan keahlian motivasi dan penggerakkan masyarakat, pengembangan bahan bacaan penumbuhan minat baca, penggunaan dan pengembangan strategi dan metode penumbuhan minat baca, penggunaan dan pengembangan media/alat peraga penumbuhan minat baca, pengelolaan komunitas baca, penyusunan dan pengembangan evaluasi penumbuhan minat baca maupun kemampuan untuk selalu memperkaya serta meremajakan kemampuannya dalam mengembangkan program-program penumbuhan minat baca masyarakat.

Hasil pengembangan awal menunjukkan bahwa tidak sedikit Kamiba yang belum memenuhi kompetensi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, khususnya yang terkait dengan kemampuan profesional sebagai motivator, fasilitator, dan katalisator. Berkenaan dengan peran strategis Kamiba dalam kegiatan penumbuhan minat baca masyarakat maka perlu disusun sebuah panduan bagi para Kamiba di lokasi uji coba model yang sedang dilakukan.

B. Peranan Kamiba dalam Penumbuhan Minat Baca Masyarakat

Dalam proses penumbuhan minat baca masyarakat terjadi interaksi antara berbagai komponen, seperti Kamiba, pendekatan, dan anggota komunitas baca. Di antara ketiga komponen tersebut, Kamibalah yang memegang peranan sentral dalam proses penumbuhan minat baca masyarakat, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam peranan, yaitu: Pertama, Kamiba sebagai perencana penumbuhan minat baca masyarakat, artinya seorang Kamiba harus mampu membuat perencanaan dan persiapan sebelum melakukan kegiatan fasilitasi penumbuhan minat baca. Kamiba harus mampu memilih bahan bacaan belajar berdasarkan kebutuhan anggota komunitas baca. Kedua, Kamiba sebagai pelaksana/ pengelola penumbuhan minat baca masyarakat, artinya seorang Kamiba harus menciptakan situasi yang memungkinkan tercapainya tujuan penumbuhan minat baca masyarakat yang telah ditentukan. Dan ketiga, Kamiba sebagai penilai penumbuhan minat baca masyarakat dan pemberi balikan, artinya seorang Kamiba harus mampu melakukan kegiatan penilaian, untuk mengetahui apakah anggota komunitas baca mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.

1. Perencana Penumbuhan Minat Baca

Kamiba yang profesional harus mempersiapkan dan mempunyai wawasan yang cukup memadai, baik dalam bidang kemasyarakatan maupun dalam merancang program penumbuhan minat baca masyarakat yang akan dilakukan. Perencanaan yang dibuat, merupakan antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam kegiatan penumbuhan minat baca, sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses penumbuhan minat baca yang dapat mengantarkan anggota komunitas baca mencapai tujuan yang ditetapkan.

Persiapan proses penumbuhan minat baca masyarakat menyangkut pula penyususnan desain (rancangan) kegiatan fasilitasi yang akan diselenggarakan, didalamnya meliputi: tujuan, metode, media, sumber, evaluasi, dan kegiatan anggota komunitas baca.

Perencanaan ini meliputi:

· Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku apa yang dapat dicapai atau dapat dimiliki oleh anggota komunitas baca setelah terjadinya proses penumbuhan minat baca.

· Bahan bacaan yang dapat mengantarkan anggota komunitas baca mencapai tujuan.

· Bagaimana proses penumbuhan minat baca yang akan dilakukan oleh Kamiba agar anggota komunitas baca mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

· Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak.

2. Pelaksana (Pengelolaan) Penumbuhan Minat Baca

Pelaksanaan proses penumbuhan minat baca masyarakat menggambarkan dinamika kegiatan belajar anggota komunitas baca yang dipandu dan dibuat dinamis oleh Kamiba. Situasi yang dihadapi Kamiba dalam melaksanakan penumbuhan minat baca masyarakat mempunyai pengaruh besar terhadap proses penumbuhan minat baca itu sendiri. Untuk itu Kamiba dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, keterampilan dalam mengaplikasikan metodologi dan pendekatan penumbuhan minat baca masyarakat secara tepat yang dikombinasikan dengan kemampuan dalam memahami dinamika perilaku dan perkembangan yang sedang dijalani oleh para anggota komunitas baca.

3. Penilai dan Pemberi Balikan

Menurut Stone dan Nielson dalam Ali (1987:6), balikan mempunyai fungsi untuk membantu Kamiba memelihara minat dan antusias anggota komunitas baca meningkatkan wawasan, pengatuan, dan keterampilannya. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah, bahwa penumbuhan minat baca tersebut ditandai oleh adanya keberhasilan dan kegagalan. Bila hal ini diketahui anggota komunitas baca, akan membawa dampak berupa hadiah dan hukuman. Selanjutnya dikemukakan bahwa upaya memberikan balikan harus dilakukan secara terus menerus. Dengan demikian, minat dan antusias anggota komunitas baca dalam belajar selalu terpelihara, upaya itu dapat dilakukan dengan jalan melakukan evaluasi dan hasilnya harus diberitahukan kepada anggota komunitas baca yang bersangkutan, sehingga evaluasi itu berfungsi sebagai balikan, baik bagi Kamiba maupun bagi anggota komunitas baca.

C. Kompetensi Kader Minat Baca dan Pengelola TBM

  1. Kualifikasi dan Persyaratan

Kualifikasi kader minat baca dan pengelola taman bacaan masyarakat, adalah sebagai berikut:

1. Berpendidikan minimum Sekolah Menengah Atas (SLTA) atau yang sederajat.

2. Memahami ketentuan tentang pengembangan minat baca dan pengelolaan TBM.

3. Usia dan fisik masih memungkinkan untuk menjadi motivator dan mengelola TBM.


D. Pembinaan Penumbuhan Minat Baca

1. Pelaksanaan program dilakukan secara berkesinambungan minimal dua kali pertemuan tatap muka perminggu, setiap pertemuan minimal selama dua jam (2 x 60 menit).

2. Proses penumbuhan minat baca dilakukan minimal selama 114 jam (sekitar 6 bulan).

3. Bagi penyelenggara yang ingin melaksanakan program ini secara lebih intensif dan inovatif, program dilakukan minimal selama 6 bulan, dapat dimodifikasi menjadi lebih cepat atau lebih lambat dengan tetap mengacu jumlah jam minimal penyelenggaraan selama 114 jam dan teap mengacu pada Standar Aktivitas Membaca (SAM).

4. Penyelenggara harus melakukan koordinasi dengan bidang atau unit yang menangani program taman bacaan masyarakat dan atau pemberantasan buta aksara di dinas pendidikan provinsi maupun kabupaten/kota setempat.

5. Penyelenggara harus melakukan kerjasama dengan mitra lain yang terkait dengan penguatan penyelenggaraan dan pemanfaatan atau pendayagunaan program dan kemampuan baca anggota komunitas baca.

6. Penyelenggara harus menyampaikan laporan perkembangan program secara periodik dan laporan akhir program kepada unit terkait.

7. Penyelenggara harus melakukan pemantauan, penilaian, dan pembinaan program.

E. Tugas dan Fungsi Kader Minat Baca dan Pengelola TBM

1. Kader Minat Baca (Kamiba)

a. Orang yang bertugas merencanakan, membimbing, memotivasi, mengelola, menilai penumbuhan minat baca kelompok pembaca (reader group).

b. Diutamakan orang yang mampu menggerakkan masyarakat, punya integritas, dan minat bacanya tinggi.

c. Secara integratif merupakan bagian dari pengelola TBM.

2. Pengelola TBM

Struktur keorganisasian TBM sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua TBM, bidang administrasi dan teknis, dan layanan pembaca. Oleh karena itu, tugas pengelola TBM adalah sebagai berikut:

1. Ketua TBM:

a. Memimpin TBM

b. Menyusun dan menetapkan program TBM

c. Mengembangkan dan memajukan TBM

d. Melakukan kerjasama antar TBM atau institusi lain (pemerintah dan non pemerintah) terkait

e. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi/ pengolahan dan tugas-tugas layanan

2. Bidang administrasi dan teknis:

a. Mengurus kegiatan administrasi dan surat menyurat

b. Mengadakan pemilihan dan pengadaan bahan bacaan

c. Melaksanakan pengembangan koleksi

d. Melaksanakan pengolahan bahan bacaan

e. Membuat laporan administrasi dan teknis

3. Bidang layanan pembaca:

a. Mempersiapkan dan mengatur tata tertib layanan

b. Melaksanakan/menyelenggarakan layanan

c. Melaksanakan peminjaman dan pengembalian bahan bacaan

d. Melaksanakan administrasi keanggotaan; dan

e. Membuat laporan pelayanan dan penggunaan koleksi TBM.

F. Sarana dan Prasarana

Berikut ini adalah sarana dan prasarana ideal yang dibutuhkan dalam proses penumbuhan minat baca masyarakat pedesaan melalui kader minat baca, yaitu:

1. Komputer : 1 (satu) unit

2. Toilet di TBM : 1 (satu) unit

3. Ruang TBM : 10 m x 5 m= 15 m2

4. Jumlah rak bahan bacaan : 5 unit

5. Jumlah bahan bacaan : 500 judul.

6. Jumlah eksemplar bahan bacaan: 1500eksemplar

7. Jumlah meja baca :5 unit

8. Jumlah kursi baca : 20 unit

9. Lain-lain : papan pengumuman, meja administrasi, dll.

Bentuk-bentuk Aktivitas Penumbuhan Minat Baca

1. Penumbuhan Minat Baca Melalui Arisan

Kegiatan penumbuhan minat baca dengan ragi belajar berupa arisan diharapkan memberikan unsur kebersamaan dan hubungan saling membutuhkan. Ragi penumbuhan minat baca berupa arisan dalam komunitas baca setidaknya memiliki fungsi sebagai berikut:

· meningkatkan minat dan antusiasme anggota komunitas baca.

· membangkitkan dan memelihara motivasi anggota komunitas baca.

· meningkatkan kebersamaan dan hubungan saling membutuhkan.

· Menjadikan anggota komunitas baca senantiasa terikat oleh kelompok.

2. Penumbuhan Minat Baca Melalui Pengajian

Kegiatan ragi program berupa pengajian dalam komunitas baca setidaknya memeiliki beberapa fungsi sebagai berikut, yaitu:

· pendalaman buku-buku keagamaan anggota komunitas baca yang kemudian dibahas oleh ahli agama.

· membangkitkan dan memelihara motivasi anggota komunitas baca untuk bacaan bertama keagamaan atau bahkan umum.

· mengontrol dan memodifikasi tingkah laku yang negatife dan mendorong tingkah laku positif.

· memberikan motivasi untuk terus belajar melalui jalur pemahaman keagamaan.

3. Penumbuhan Minat Baca Melalui Kegiatan Perlombaan

Lomba penumbuhan minat baca merupakan sarana penguatan dan hiburan dalam komunitas baca setidaknya memiliki fungsi sebagai berikut.

· membangkitkan dan memelihara motivasi anggota komunitas baca

· ajang penampilan wawasan, keterampilan, dan kreativitas.

· memacu anggota komunitas baca untuk berkarya yang positif.

· sarana hiburan dan kebersamaan antar sesama anggota komunitas baca.

4. Penumbuhan Minat Baca Melalui Diskusi

Diskusi dalam rangka penumbuhan minat baca merupakan mengali motivasi dan memberikan wawasan serta memberikan kemampuan berbicara di depan umum, terutama di komunitas baca setidaknya memiliki fungsi sebagai berikut.

· Mengarahkan anggota komunitas baca untuk membahas topik tertentu.

· Salaing memberi informasi dan pendapat tentang suatu topik pad anggota komunitas baca.

· Mendorong anggota komunitas baca untuk berani berpendapat/berbicara di depan umum.

· Ajang memberi motivasi dan pembelajaran dari kader.

5. Penumbuhan Minat Baca Melalui Menabung

Kegiatan menabung dalam rangka penumbuhan minat baca merupakan sarana pengikat antaranggota komunitas baca agar mereka bisa terus saling berinteraksi dan saling dukung dalam proses kegiatan yang dilakukan. Kegiatan tersebut memiliki fungsi sebagai berikut.

· Pelajaran tentang pentingnya mempersiapkan masa depan.

· Pelajaran tentang pepatah ‘sedia payung sebelum hujan’ dan membangkitkan motivasi anggota komunitas baca.

· Menjadi ajang saling menguatkan dan saling membantu.

· Sarana pembelajaran mengelola keuangan secara sederhana.

· Memacu anggota komunitas baca untuk berkarya yang positif.

· Sarana kebersamaan antar sesama anggota komunitas baca.

6. Penumbuhan Minat Baca Melalui Penugasan

Penugasan daam rangka penumbuhan minat baca merupakan sarana penguatan dan hiburan dalam komunitas baca setidaknya memiliki fungsi sebagai berikut.

· Membangkitkan dan memelihara motivasi anggota komunitas baca

· Sarana ekspresi dan unjuk kemampuan anggota komunitas baca.

· Memacu anggota komunitas baca untuk berkarya yang positif.

· Sarana penguatan bagi kader dan antar sesama anggota komunitas baca.

KETERAMPILAN DASAR FASILITASI PENUMBUHAN MINAT BACA

Dalam kegiatan penumbuhan minat baca masyarakat terdapat sejumlah keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh Kamiba. Berikut ini adalah beberapa keterampilan yang paling esensial (selalu dilakukan) ketika melakukan kegiatan penumbuhan minat baca masyarakat, terutama yang berbasis komunitas baca. Jenis-jenis keterampian esensial yang harus dikuasai oleh para Kamiba itu adalah keterampilan penilaian pedesaan partisipasi, memotivasi masyarakat, melakukan diskusi dan tanya jawab, memberikan penguatan, dan melakukan pengelolaan komunitas baca.

A. Teknik Penilaian Pedesaan Partisipasi/Participatory Rural Appraisal (PRA)

Teknik PRA merupakan pendekatan pengkajian pedesaan secara partisipatif yang memungkinkan masayarakat desa saling berbagi, menambah, dan menganalisis, pengetahuan tentang kondisi kehidupannya dalam rangka untuk perencanaan dan tindakan kegiatan tertentu.

Teknik PRA telah populer di lingkungan lembaga-lembaga pengembangan program di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Dengan dukungan lembaga-lembaga penyokong dana seperti UNESCO, ACCU, CUSO, dan lain-lain, teknik PRA tersebut telah diadopsi dan diterapkan dalam berbagai program pengembangan masyarakatyang dikelola oleh berbagai dinas dan instansi pemerintah seperti Departemen Pertanian, Kehutanan, Transmigrasi, BKKBN, Depkes, termasuk program-program pendidikan dan pembelajaran masyarakat.

A. Kemampuan Memotivasi Masyarakat

Bertanya dalam Motivasi berasal dari kata motive yang berarti “dorongan” untuk melakukan sesuatu. Motif atau drive merupakan satu kesatuan tenaga, dalam diri individu yang mendorong individu tersebut untuk melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan (Nana Syaodih dan Muh Surya, 1987:61). Sadirman AM (1996:73) mengungkapkan bahwa “motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Selanjutnya Robert S. Wood dan Donald Marquis dalam Koestrinie (2000:42) mengungkapkan bahwa motif adalah sesuatu yang terdapat di dalam diri individu dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Dari ungkapan di atas motif merupakan kekuatan dari dalam yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasnya di dalam pencapaian tujuan, sedangkan yang menggerakkan tersebut dinamakan motivasi. Pengertian motivasi yang dikemukakan di atas mempunyai persamaan karakteristik, yaitu kekuatan yang mendorong seseorang atau individu di dalam memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Teknik Diskusi dan Tanya Jawab

Bertanya dalam proses penumbuhan minat baca ditujukan agar anggota komunitas baca memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Dipandang dari sisi Kamiba bertanya bisa digunakan sebagai metode fasilitasi, alat untuk memperoleh informasi dari dan tentang anggota komunitas baca, serta untuk menguji atau men-test tingkat pemahaman anggota komunitas baca atas bahan bacaan yang telah dibacanya. Kemampuan bertanya atau mengajukan pertanyaan adalah salah satu kemampuan dasar profesional pemberdayaan masyarakat.

C. Teknik Memberikan Penguatan

Penguatan adalah respon yang diberian Kamiba terhadap suatu tingkah laku anggota komunitas baca yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku anggota komunitas baca tersebut. Respon yang paling dianjurkan adalah dengan memberikan penghargaan (reward). Inti dari penguatan ini adalah memberikan persetujuan atas tingkah laku yang ditunjukkan oleh anggota komunitas baca.

D. Teknik Mengelola Komunitas Baca

Pengelolaan komunitas baca adalah serangkaian upaya yang dibuat Kamiba untuk menciptakan situasi dan kondisi komunitas baca yang kondusif terhadap kegiatan penumbuhan minat baca, dimana perilaku-perilaku anggota komunitas baca yang tidak mendukung terhadap aktivitas penumbuhan minat baca diantisipasi dan diatasi, sehingga dengan demikian tujuan-tujuan penumbuhan minat baca masyarakat bisa dicapai secara efektif.

Dengan kata lain, di dalam manajemen komunitas baca meliputi upaya untuk melakukan tindakan pencegahan gangguan (preventive) dan pengembalian pada kondisi komunitas baca pada kondisi normal setelah adanya gangguan (curative). Tindakan kuratif bisa juga dikatakan sebagai tindakan untuk mengkondusifkan komunitas baca. (Kuswara)

Tidak ada komentar: